TROBOSAN BARU KEMENDIKBUD “DIGITALISASI SEKOLAH”


TROBOSAN BARU KEMENDIKBUD “DIGITALISASI SEKOLAH”

Nama: Intan Juwita
Nim: 180341014
Institusi: STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung

Perkembangan teknologi semangkin mencuat, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Apalagi di dunia pendidikan teknologi semakin maju. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak. Sekolah digital, sebagai sebuah sistem informasi akademik, menjadikan proses belajar mengajar menjadi mudah. Sekolah Digital juga merupakan sebuah sistem jejaring sosial akademik yang mengintegrasikan 3 (tiga) hal sekaligus dalam satu sistem berbasis web yakni sistem informasi akademik, komunikasi akademik stakeholder pendidikan, dan e-learning.

Program Digitalisasi Sekolah ini memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi demi mempermudah proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga guru dan siswa semakin mudah mengakses bahan ajar melakui digitalisasi ini. Guru, siswa, kepala sekolah dan unsur pendidikan juga bisa mengaksesnya. Sarana pembelajaran dalam digitalisasi sekolah ini yang diberikan berupa PC, laptop, LCD, router, dan eksternal hard disk. Sarana lain yaitu seperti buku elektronik, sehingga akan mengurangi biaya siswa untuk membeli buku yang harganya mahal. Hal ini dapat menjadi alternatif solusi dalam memecahkan permasalahan buku pelajaran di sekolah. Karena Aplikasi Buku Sekolah Digital yang praktis dan lengkap tidak hanya bisa dimiliki dengan gratis, namun sudah dapat diunduh dari Appstore, Google Play & Windows Store.

Dengan mendownload aplikasi ini dan menyimpannya di smartphone, tablet atau laptop; maka seluruh pelajar Indonesia dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Sehingga daerah-daerah pelosok Indonesia yang distribusi buku sekolahnya kurang lancar, tetap dapat belajar sesuai standart pendidikan nasional. Para guru dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk tetap memberikan pembelajaran yang dibutuhkan para siswanya.

Adanya alat elektronik seperti tablet, smartphone, netbook, apalagi PC bukanlah hal baru lagi bagi siswa kita yang masih duduk di bangku sekolah. Sehingga alat elektronik ini bukan hanya untuk berkomunikasi dan bermain game, mereka bisa menemukan apa pun dalam gadget cukup dengan sekali sentuh atau klik, termasuk konten-konten yang dilarang di usia mereka. Para siswa ini pun bisa mengekplorasi berbagai pengetahuan di luar yang tertera pada buku teks pelajaran.

Saat ini pemerintah terus menyempurnakan kurikulum pendidikan yang peka terhadap perkembangan teknologi digital. Upaya ini diharapkan mendapatkan dukungan penuh dari kepala sekolah dan guru-guru untuk mengubah metode pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini

Peran guru bukan lagi sebagai pendikte ilmu pengetahuan. Peran guru lebih kepada fasilitator sekaligus teman tempat murid bertanya dan bercerita. Menghadapi ragam keadaan tersebut, perlu dipersiapkan formula pembelajaran, khususnya Bahasa Indonesia yang mampu mengakomodir laju perkembangan era globalisasi ini dengan memperhatikan muatan kearifan lokal, kecakapan soft skill, dan perkembangan teknologi digital.

Kemendikbud menyiapkan 2 juta tablet untuk menunjang proses belajar-mengajar berbasis digital di sekolah. Tablet tersebut akan diberikan kepada 36 ribu sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Karena jumlahnya terbatas jadi kemungkinan tidak semua sekolah mendapatkan tablet tersebut. Setiap tablet akan diberikan aplikasi yang menunjang pembelajaran. Aplikasi tersebut bernama “Rumah Belajar” yang bisa diakses oleh seluruh siswa. Alokasi dana yang digunakan untuk pengadaan tablet ialah Biaya Operasional Sekolah (BOS) afirmasi dan BOS kinerja. Sementara sekolah yang akan menerima bantuan tablet tahun ini diprioritaskan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dan sekolah yang memiliki kinerja yang baik.

Program digitalisasi sekolah yang diluncurkan, tidak menghilangkan proses pembelajaran dengan tatap muka. Jadi pembelajaran tatap muka akan tetap ada. Program ini tidak akan menggantikan peran guru sebagai pendidik. Guru akan semakin berfungsi sebagai penghubung sumber belajar (resource linker), fasilitator, dan gatekeeper informasi. Karena pembelajaran dengan tatap muka antara guru dan siswa di kelas tetap penting dan tidak tergantikan, dan akan diperkaya dengan konten-konten digital. Bagi guru senior dalam pelaksanakan digitalisasi memang sulit tapi ini semua bisa diatasi  dengan cara  mengikuti  pelatihan tentang ilmu digitalisasi tersebut. Digitalisasi sekolah juga harus didukung oleh sumber daya manusia yang menguasai teknologi informasi terutama kepada tim pengajar. Setiap guru akan mengikuti pelatihan untuk menggunakan teknologi tersebut.

Program Digitalisasi Sekolah dapat membangun kemandirian siswa. Hal tersebut senafas dengan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter. Dengan adanya digitalisasi di sekolah membuat belajar siswa lebih nyaman dan tidak membosankan, sistem belajar mengajar guru yang monoton dan membosankan terkadang bisa membuat siswa tidak bisa memahami dan mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pemanfaatan teknologi bisa mengurangi rasa bosan siswa karena disuguhkan dengan hal yg tidak monoton.

Digitalisasi ini didukung dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak dalam penentu keberhasilan program digitalisasi sekolah untuk mempercepat terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

UN Di Hapus? Ini Dampak Positif dan Negatifnya!

PANDANGAN MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN

Pembelajaran Excel